Friedrich Karl von Savigny (1770-1861), Pemikir utama dalam Mahzab Sejarah Hukum

Sunday, 26 September 2010

Jurnal Hukum VIII

TOPIK VIII : Aliran Berpikir Filsafat - Intuisionisme, Deontologis, Teleologis, Situasional

TANGAL : 24 September 2010

SUBSTANSI :
1. Epistemologi : Intuisionisme

Henry Bergson (1859-1941)
Intuisi sebagai Filsafat
Intuisi : naluri yang terpengaruh, sadar diri mampu merenungkan objeknya dan memperluasnya secara tak terbatas

Edmund Husserl (1859-1938)
Intuisi Fenomenologis
Fenomena (gejala) hanya mungkin ditangkap dengan intuisi, tanpa melalui tahap-tahap penyimpulan infrensial.

Fenomenologis, melihat segala sesuatu sebagai gejala, ilmupun gejala = bentuk tertentu kesadaran manusia. Apa yang menampakan diri dalam dirinya sendiri.

Supaya intuisi dapat menangkap hakikat objek-objek itu, dperlukan tiga reduksi :
1. Reduksi Fenomenologis
2. Reduksi Eiditis
3. Reduksi Transeden
Tidak ada realitas yang objektif, yang ada hanya fenomena.

2. Aksiologi : Etika

Etika Deontologis :
Ukuran baik buruk diukur dari tindakan fisik. Kant berpendapat moralitas memerlukan keadilan, yang hanya ditetapkan oleh tuhan, jadi, moral hanya ada selama manusia bertindak atas dasar kewajiban = Imperatif Kategoris

Dua Keriteria etika Deontologi
1. Deontologis Tindakan : dalam keadaan ini, saya harus melakukan ini dan memang menjadi kewajiban saya untuk melakukannya. Kritik : keadaan bisa berbeda-beda, tak bisa dijadikan dasar .
2. Deontologis Aturan : standart tindakan benar/salah adalah aturan. Jadi saya melakukan ini karena sesuai standart dalam aturan. Kritik : tidak ada aturan yang bisa berlaku untuk semua keadaan.


Etika Teleologis :
Ukuran baik-buruk diukur kemudian dari akibat Tindakan. Bentham=Utilititarianisme
Manusia berbuat karena pamrih tertentu = Imperatif Hipotesis

Juga dapat dibedakan menjadi dua :
1. Utilititarianisme tindakan
2. Utilitirarianisme aturan

Etika Situasi :
-Bergantung situasi
-Tidak ada ukuran pasti
-Tidak ada otoritas masyarakat yang dapat mewajibkan secara mutlak
-Otoritas itu hanya berlaku dengan syarat.
-Etika situasi menuju ke etika fenomenologis

REFLEKSI :
Intuisionisme adalah salah satu aliran berpikir dalam filsafat, yang mana aliran ini menjadi penting karena aliran ini mencoba untuk menggambarkan apa saja yeng termasuk intuisionime. Jika kita memelajari secara terperinci maka kita akan menemukan berbagai macam istilah dalam aliran ini contohnya epistemologis intuisionisme, yang mana salah satu pemikir filsafat bernama bentham memberikan pemahaman intuisi adalah naluri yang terpengaruh, sadar-diri, mampu merenungkan objeknya dan memperluasanya secara tidak terbatas. Ada juga Etika Deontologis yaitu Ukuran baik buruk diukur dari tindakan fisik. Kant berpendapat moralitas memerlukan keadilan, yang hanya ditetapkan oleh tuhan, jadi, moral hanya ada selama manusia bertindak atas dasar kewajiban = Imperatif Kategoris. Jika kita sedang mempelajari aliran berpikir filsafat maka Intuisionisme adalah hal wajib yang perlu kita ketahui.


DISKUSI :
1. Apakah perbedaan mendasar anatara intuisi sebagai filsafat hidup dengan Intuisi fenomenologis?
2. Jika kita mempeljari Etika Deontologis, apakah yang dimaksud etika ditempatkan sebagai disiplin otonom, bukan sains atau ontologis?

No comments:

Post a Comment