Friedrich Karl von Savigny (1770-1861), Pemikir utama dalam Mahzab Sejarah Hukum

Sunday, 26 September 2010

Jurnal Hukum V

TOPIK V : Aliran Berpikir Filsafat - Materialisme, Idealisme

TANGAL : 3 September 2010

SUBSTANSI :
1. Materialisme:
“Realitas ada karena materi.” “Materi itulah yang abadi sebagai realitas.”
Filsuf yang mendukung:
- Demokritos
- Thomas Hobbes
- Isaac Newton
Metafisika: materialisme, bahwa alam semesta bekerja melalui mekanisme tersendiri. Gerakan materi- materi.

Karl Marx: sejarah digerakkan oleh dialektika materi, perubahan ide karena perubahan materi.
Materialisme histories kekuasaan riil atas materi (mengubah sejarah)
Materialisme dialektik  hubungan dialektik antara materi, ekonomi, dan social.

Tokoh- tokoh terkenal:
- Charles Darwin
- Ludwig feuerbach
- Karl Marx
- Sigmund freud
- Niietzsche

Aliran materialisme ini membuat timbulnya pandangan tidak adanya Tuhan.

Feuerbach: orang pertama yang mengkritik teologi Kristiani.
Ketika manusia berbicara tentang realitas Tuhan sesungguhnya manusia berbicara tentang dirinya sendiri.

Sigmund Freud: “Musuh saya sesungguhnya bukanlah NAZI melainkan agama”
Manusia terdiri dari unsure rasional dan irasional; unsure irasional ada di alam bawah sadar manusia.

2. Idealisme
“Realitas ada karena gagasan/ ide” “Ide itulah yang abadi sebagai realitas”

Hegel: “Realitas ada karena gagasan/ ide” “Ide itulah yang abadi sebagai realitas”

Metafisika: Idealisme.
Immanuel kant (1724- 1804)
Kita memang tidak tahu pasti apa yang kita akan alami tetapi kita dapat mengetahuinya yang terjadi ada dalam ruang dan waktu, berlakunya hukum kausalitas.

Plato memiliki pandangan tersendiri mengenai idealisme, bahwa sebenarnya semua yang ada di bumi ini bahkan bumi ini hanyalah proyeksi atau bayang- bayang dari alam yang ideal. Demikian pula manusia, tiap manusia adalah bukan manusia yang ideal, namun hanya bayang- bayangnya saja dan sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi apa yang ideal itu sekuat apapun kita mengejar sisi ideal manusia itu, bayang- bayang ideal itu juga bergerak maju.

REFLEKSI :
1. Cara berpikir materialisme merupakan cara berpikir yang memusatkan realitas kepada suatu materi tertentu.
Tokoh besar yang menganut aliran berpikir ini adalah Karl Marx, ia mengatakan ;
Sejarah digerakkan oleh dialektika materi, perubahan ide karena perubahan materi. Jadi Segalanya diukur dari apa yang dapat dilihat oleh mata. Adanya ide adalah dari apa yang sudah ada.
Hal ini yang menyebabkan beberapa tokoh penganut materialisme cenderung atheis/ tidak berTuhan. Karena mereka menganggap pada hakekatnya Tuhan itu tidak dapat dilihat. Contohnya,
Feuerbach mengkritik keras Teologi Kristiani, dia menyebutkan bahwa teologi sebenarnya adalah antropologi atau sama saja, karena sesungguhnya ketika manusia berbicara tentang realitas Tuhan, sesungguhnya manusia berbicara tentang dirinya sendiri.
Manusia membutuhkan objek karena objek adalah manifestasi hakikat manusia. Sehingga manusia menciptakan sosok Tuhan sebagai objek kesadaran manusia tentang kemanusiaannya. Dan agama dianggap telah merusak kesadaran ini dengan menciptakan suatu garis batas yang membuat manusia menjadi berada di sisi negative dan Tuhan di sisi positifnya. Sehingga agama mengasingkan manusia dari manusianya.


2. Sedangkan tokoh besar dalam aliran idealisme adalah Hegel, ia mengatakan:
Sejarah digerakkan oleh dialektika ide- ide, perubahan materi karena perubahan ide.
Sehingga ide merupakan suatu yang utama bagi para penganut aliran ini. Adanya suatu ide menciptakan perubahan- perubahan di sekitarnya, tanpa adanya ide tidak ada perkembangan atau proses kehidupan tidak berjalan dengan sesuai.
Hegel mengatakan: ide (pikiran, roh) terus bekerja, berubah, berdialektika. Dimana dialektika yang dimaksud disini adalah suatu proses menjadi ke arah yang lebih baik, menuju kehidupan yang lebih berkualitas.
Para penganutnya menganggap diantara kehidupan dan kematian ada lah suatu proses yang menentukan kualitas seseorang. Jika tidak ada kematian maka tidak ada kualitas.

Immanuel Kant memberikan pendapatnya bahwa di dalam pandangan idealisme ada garis pembatas antara benda yang diamati dan benda yang teramati, bahwa manusia memiliki ide dan menentukan di dalam pikirannya sendiri tentang objek apa yang diamatinya. Sehingga kita sebenarnya tidak tahu pasti apa yang akan kita alami, tetapi kita dapat mengetahui jika pasti apa yang terjadi ada dalam ruang dan waktu.

DISKUSI :
1. Seberapa besarkah pengaruh kedua ajaran ini pada zamannya?
2. Bagaimana menarik sisi positif dan negatif dari masing- masing aliran berpikir ini?
3. Adakah faktor- faktor di luar pemikiran para filsuf yang menjadi dasar munculnya aliran materialisme?
4. Proses dialektika sejarah bersifat deterministic, apakah ini relevan dengan kenyataan di jaman sekarang?

No comments:

Post a Comment